Tidak lama lagi Samsung melepas produk terbarunya, Samsung Galaxy
Camera, ke pasar Indonesia. Sebuah produk hibrid hasil perkawinan kamera
saku dan
smartphone yang menggunakan sistem operasi Android
4.1 (Jellybean). Artinya, kamera ini tidak saja mampu memotret dengan
kualitas yang baik, tetapi sudah tentu juga bisa mengajak pemiliknya
berselancar di dunia maya layaknya
smartphone.
Kamera
Android memang bukan barang baru dalam dunia fotografi dan dunia
teknologi informasi. Salah satu vendor kamera, Nikon, lebih dahulu
meluncurkan kamera android Nikon Coolpix S 800C, yang juga merupakan
kamera hibrid hasil perkawinan kamera saku dan smartphone.
Galaxy
Camera merupakan kamera 3G pertama yang bisa dikatakan lahir dari hasil
penyempurnaan teknologi kamera Samsung sebelumnya,
NX 210 yang dilengkapi teknologi Wireless Fidelity (Wi-Fi) dalam hal konektivitas.
Dengan
teknologi Wi-Fi, penggunanya dengan mudah dapat mendistribusikan foto
jepretannya ke perangkat lain yang terkoneksi atau mengirimkan foto
melalui
e-mail, bahkan dengan mudah menyebarluaskanya di media
sosial. Teknologi Wi-Fi juga memungkinkan fotografer mengendalikan
kamera dari jarak jauh melalui perangkat
smartphone atau tablet.
Untuk
urusan konektivitas, Galaxy Camera tidak saja mengandalkan pada
kemampuan Wi-Fi. Namun tidak tanggung-tanggung, teknologi 3G HSPA+
(850/900/1.900/2.100) ditanamkan pada kamera berbobot 300 gram ini. Ada
slot kartu mikrosim yang bisa untuk semua jenis operator GSM. Dengan
kata lain, Anda bisa terhubung dengan dunia maya setiap saat dan di mana
saja tanpa tergantung pada koneksi Wi-Fi.
Fitur kamera
Kamera beresolusi 16 megapixel ini dilengkapi lensa lebar 23 mm dengan kemampuan
zoom hingga 21 kali sehingga mampu menangkap obyek secara
close-up
pada jarak lebih kurang 15-20 meter dengan kualitas masih baik. Hal
tersebut ditunjang pula dengan kemampuan maksimum ukuran foto yang
mencapai 4608 x 3456 pixel (dengan format rasio 4:3), sementara ukuran
minimum foto tersedia dalam ukuran 2592 x 1944 pixel.
Pengaturan
kamera seluruhnya dikendalikan melalui layar sentuh berukuran 4,8 inci.
Layar sentuh ini tidak saja memudahkan penggunanya melihat obyek foto
secara jelas, tetapi juga memudahkan memindahkan titik fokus dengan
sekali sentuh dan mengatur ulang kamera dengan lebih cepat.
Ada
tiga menu utama pengaturan kamera, yaitu Auto, Smart, dan Expert. Untuk
menu Auto, sesuai dengan namanya, kamera seluruhnya dikendalikan secara
otomatis. Penggunanya hanya tinggal menekan tombol
shutter release di bagian atas tubuh kamera atau menyentuh tombol
shutter release
di layar LCD. Sementara pada menu Smart, tersedia 15 opsi untuk
pemotretan yang spesifik sesuai dengan kebutuhan, seperti pemotretan
makro, panorama,
landscape, dan pemotretan malam. Menu ini
tentunya mempermudah penggunanya memotret sesuai dengan kebutuhan tanpa
harus mengatur kamera secara manual.
Ada beberapa fitur yang menarik pada opsi menu ini antara lain kemampuan memotret sebanyak 20
frame secara kontinu tanpa berhenti tetapi obyek foto masih tetap fokus meskipun bergerak.
Hal
lain yang menarik adalah kemudahan untuk membuat foto panorama. Kamera
akan memandu pemakainya untuk menggeser ke kiri atau ke kanan, menaikkan
atau menurunkan kamera agar obyek foto tetap pada posisi tepat dan
tidak keluar dari bingkai panorama yang disediakan di layar. Penggunanya
hanya perlu menekan satu kali tombol
shutter release,
selanjutnya kamera melanjutkan memotret secara otomatis saat kita
menggeser kamera pada posisi yang tepat. Jika posisi kamera melebihi
batas bingkai panorama yang disediakan, kamera akan memandu penggunanya
untuk mengeser kamera kembali pada posisi yang tepat.
Untuk membuat satu foto panorama 180 derajat dibutuhkan sekitar delapan
frame foto. Seusai memotret frame terakhir, kamera dengan sendirinya memproses foto panorama.
Pada
menu Expert, Galaxy Camera menampilkan pengaturan kamera layaknya
sebuah kamera digital SLR, tetapi dalam bentuk virtual, mulai dari
memilih model pemotretan, Aperture Priority (A), Shutter Release
Priority (S), Program (P), Manual (M) dan Video. Tentunya pengguna bisa
pula menaikkan dan menurunkan tingkat kecepatan (
shutter speed), besaran diafragma, kompensasi cahaya, dan ISO secara virtual pula.
Mengolah foto
Hasil
foto standar terkadang tidak sesuai kebutuhan atau keinginan, namun
jangan khawatir karena proses pengeditan foto bisa dilakukan dengan
kamera ini tanpa membutuhkan perangkat tambahan. Hal ini dimungkinkan
karena memang kamera ini dioperasikan dengan sistem Android. Jadi apa
yang bisa dilakukan tablet atau
smartphone bisa pula dilakukan kamera ini, termasuk mengedit foto dan video.
Hal
pertama yang perlu dilakukan adalah menginstal aplikasi ke dalam kamera
melalui Google Play Store. Aplikasi yang digunakan yaitu Photo Editor,
untuk mengolah perwajahan foto, seperti mengatur kontras,
sharpen,
cropping, hingga
white balance atau
resize foto. Untuk melengkapi data foto seperti mengisi tanggal pemotretan, judul foto, keterangan foto (
caption), lokasi pemotratan, hingga informasi nama fotografer, aplikasi yang bisa digunakan adalah MoPhotos.
Namun jika kedua aplikasi di atas tidak sesuai dengan kebutuhan atau barangkali Anda tidak memiliki cukup
budget, jangan khawatir. Saat ini sudah ada aplikasi
online untuk mengolah foto.
Salah satu situs yang menyediakan aplikasi untuk mengolah foto adalah
Pixlr. Situs ini meyediakan beberapa aplikasi online untuk mengolah foto dari yang paling sederhana
Pixlr Express, mengolah foto tingatan lebih tinggi
Pixlr Editor, atau
Pixlr-o-matic untuk anda yang suka mengolah foto bergaya retro seperti halnya kamera lomo.
Kamera
ini juga sudah dilengkapi dengan format video yang sangat baik, yaitu
Full High Definition dengan format 1920 x 1080 (30 frame per detik).
Pilihan lain yang tak kalah menarik adalah
slow motion video 768 x 512 (120 frame per detik).
Slow motion video memungkinkan penggunanya menangkap sebuah momen dan menjadikannya dalam gerakan lambat.
Jika
tidak puas dengan hasil video standar, tersedia aplikasi video editor
yang memungkinkan menggabungkan video dengan foto dan musik. Tersedia
pula menu tambahan untuk memotong adegan per adegan, menambah efek, teks
dan transisi video. Hasil video dapat disimpan dalam beberapa ukuran
video sesuai dengan keinginan.
"Sharing" foto
Keunggulan
kamera ini ada pada kemampuannya untuk menyebarkan foto ke beragam
medium. Ada beberapa fasilitas yang disediakan, yang pertama melalui
fasilitas Share Shot. Dengan pilihan menu ini, setiap foto bisa langsung
diterima perangkat lain saat itu juga. Tentunya keduanya sudah
terhubung melalui Wi-Fi Direct. Wi-Fi Direct prinsipnya hampir sama
dengan Bluetooth, yaitu jaringan nirkabel yang menggunakan gelombang
frekuensi radio.
Memang tidak semua perangkat memiliki fasilitas
Wi-Fi Direct, hanya perangkat tertentu yang memang dirancang vendor
sudah memiliki fasilitas Wi-Fi. Galaxy Tab dan Galaxy S III atau Galaxy
Note antara lain yang sudah dicoba terkoneksi melalui Wi-Fi Direct.
Fasilitas
Wi-Fi Direct tidak saja sebatas di situ, kamera ini bisa juga
mengirimkan satu atau banyak foto sekaligus dalam bentuk grup ke
beberapa perangkat sekaligus yang terkoneksi pada jaringan Wi-Fi sama.
Cara ini bisa dilakukan antara lain melalui
group cast pada aplikasi Allshare Play, yang tentunya aplikasi tersebut sudah diinstal ke perangkat masing-masing.
Karena
Galaxy Camera terkoneksi dengan jaringan 3G dan dioperasikan
menggunakan sistem Android, keunggulan lain dari kamera ini tentunya
bisa menyebarkan foto ke semua jejaring sosial,
e-mail, FTP, LAN dan yang penting bisa menyimpan semua foto dan file ke dalam
cloud. Melaui
cloud,
tentunya pengguna kamera tidak perlu khawatir kartu memorinya penuh
atau file rusak dan terhapus karena setiap file disimpan di server
online yang bisa kita peroleh secara gratis.
Saat ini sudah banyak aplikasi
cloud
gratis yang menyediakan kapasitas hingga dalam ukuran gigabyte.
Aplikasi yang bisa diunduh gratis antara lain Dropbox atau Google Drive.
Dropbox menyediakan kapasitas gratis 2,5 GB untuk setiap satu akun.
Namun jangan khawatir jika kapasitas 2,5 GB tidak cukup Dropbox
menyediakan storage berbayar seharga 9,99 dolar AS per bulan untuk
kapasitas 100, 200, atau 500 GB.
Nilai tambah
Karena kamera ini dioperasikan dengan sistem Android, tentunya semua hal yang bisa dilakukan perangkat
smartphone atau tablet bisa pula dilakukan kamera ini. Seperti bermain
game, membuat berkas presentasi, mengetik teks
Office, memutar film, menonton
channel televisi, atau mendengarkan musik. Semua aplikasi bisa diakses melalui Google Play Store atau Samsung Apps.
Satu
hal yang penting, jika baterai kamera habis, tidak perlu mencari
koneksi listrik karena kamera ini bisa menerima suplai listrik DC dari
power bank.
Tren teknologi kamera ke depan memang akan semakin kompak dan terkoneksi dengan jaringan baik
offline maupun
online. Bukan tidak mungkin kamera
mirrorless atau kamera digital SLR akan mengikuti tren kamera
online dengan sistem operasi yang makin beragam, bukan hanya Android.
Jika harus membuat penilaian, kamera ini memang sangat cocok bagi pengguna yang
mobile, senang bepergian tetapi tidak ingin ribet dengan membawa banyak
gadget
dan tentunya tetap bisa tetap terkoneksi dengan dunia maya. Jadi, kita
tunggu saja perkembangan kamera berikutnya akan seperti apa.
sumber : tekno.kompas.com